Monday, June 6, 2016

Konservasi Itu Gak Menarik

Di zaman yang serba instant, siapa yang mau memikirkan tentang bagaimana beras itu dihasilkan, bagaimana daging itu dihasilkan, bagaimana makanan itu disajikan di meja makan. Tak ada yang mau berlelah otak dan otot memikirkan bagaimana oksigen dihasilkan. Dapat dipastikan tak ada yang mau memikirkan hal remeh-temeh seperti itu ketika kekuasaan uang dan modal menjadi kekuatan yang melebihi kuasa Tuhan.






Sekedar mengingatkan, bahwa manusia tidak akan mati karena patah hati atau ditinggal kekasih hati. Manusia hanya akan mati jika tidak menghirup oksigen  sekitar lebih dari 5 menit. Namun hanya segelintir manusia yang mau memikirkan tentang bagaimana oksigen dihasilkan. Seakan ilmu biologi dasar yang membahas fotosintesis hanyalah sebagai agar dianggap mengerti ilmu biologi.
Alam sudah sedemikian rusak, tak perlulah ikut-ikutan sok peduli dengan kebakaran hutan Kalimantan dan Sumatra yang menghasilkan asap yang hingga surplus ke negara tetangga. Penanaman pola pikir peduli lingkungan mungkin lebih diperlukan.
Akibat zaman yang serba instant menjadikan konservasi bukanlah hal yang menarik, konservasi hanyalah slogan dan tulisan disana-sini tanpa mau berkotor-kotor tangan menanam pohon (pohon dengan daunnya yang hijau adalah produsen oksigen). Lalu ada gerakan menanam pohon versi Iwan Fals beberapa tahun ke belakang, apakah itu cukup? Konservasi adalah gerakan konstan yang harus dilakukan terus-menerus dengan maintance yang rutin. Bukan gerakan sehari jadi. Adalah omong kosong jika melakukan penanaman pohon dalam sehari lalu ditinggalkan tanpa perawatan. Alam tak pernah mengajarkan sesuatu yang instant seperti Indomie Rebus.


Bapung. GR.II.4.2050.14
sumber http://www.gemarawana.org/2016/03/konservasi-itu-gak-menarik.html

0 comments:

Post a Comment